tugas IDK 4, Etika penelitian Keperawatan


  Etika penelitian keperawatan
1.      Latar belakang sejarah
Etika berasal dari bahasan Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Etika juga merupakan sopan santun atau tatakrama yang mengatur hubungan-hubungan dan prilaku di dalam masyarakat. Menurut pandangan Sastrapratedja (2004), etika dalam konteks filsafat merupakan refleksi filsafati atas moralitas masyarakat sehingga etika disebut pula sebagai filsafat moral.
 Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat. Sedangkan etika dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian.Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2004)
Bagi masyarakat modern, kita berfikir secara sistematis dalam prinsip moral dari temuan penelitian yang telah terjadi pada abad-abad yang lalu. Menurut percobaan bagian medis (NAZI) tahun 1930-1940 yang paling terpopuler yaitu sikap yang tidak peduli terhadap etika, pada program nazi tersebut lebih mengutamakan kekerasan  dalam  peperangan dan prisip rasisme “ musuh “ serta ketahanan seseorang terhadap penyakit tanpa adanya pengobatan.
Pada tahun 1974 congres mendirikan komisi perlindungan nasiomnal perlindungan manusia dalam penelitian medis dan tingkah laku komisi ini menyelidiki etika yang mendasar tentang manusia dalam penelitian dan mengidentifikasi  prinsip-prinsip yang membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian etis.
Karena para perawat lebih banyak terliat dalampenelitian, isu perlindungan subjek manusia menjadi hal yang kritis. Profesi bertanggungjawab menetapkan untuk menerapkan etika dalam penelitian keperawatan.

2. Pengertian etika
Etika adalah serangkaian tingkah laku, prinsip-prinsip dan aturan-aturan moral yang menentukan tindakan mana yang benar dan mana yang salah. Keputusan etika adalah keputusan yang diambil oleh seseorang pada apaah suatu tindakan khusus benar atau salah.
3.    Prinsip-rinsip petunjuk etika penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami antara lain :
a.       Prinsip manfaat
Dengan prinsip pada aspek manfaat, maka segala bentk penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk di exploitasi.
b.      Prinsip menghormati manusia
Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus di hormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subjek penelitian.

c.       Prinsip keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak atau membrikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.

4.    Masalah etika dalam penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
a.       Informed consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
b.      Anonimiti (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau menantumkan nama responsen pada lembaran alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c.        Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informsi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya SSoleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporka pada hasil riset.

5.      Etika Penelitian
Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya  dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan.

Rangkuman Etika Penelitian meliputi butir-butir berikut:
a.       Kejujuran
Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda.
b.      Obyektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian
     c. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulus, upayakan
selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan
     d. Ketelitian
Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur
Catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di
Mana pengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden, jurnalatau agen publikasi lainnya.
e.  Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian.
Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
f. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan gunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya. Tuliskan nara sumber semua yang memberikan kontribusi pada riset Anda. Jangan pernah melakukan plagiasi..
g. Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden)
Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data tersebut.
h. Publikasi yang terpercaya
Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke berbagai
media (jurnal, seminar).
i. Pembinaan yang konstruktif
Bantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang berkualits.
j. Penghargaan terhadap Kolega/Rekan Kerja
Hargai dan perlakukan rekan penelitian Anda dengan semestinya. Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan sebagai penulis pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi penulis kedua (co-author(s)). Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalam penelitian.
k. Tanggung Jawab Sosial
Upayakan penelitian Anda berguna demi kemaslahan masyarakat, meningkatkan taraf hidup, memudahkan kehidupan dan meringankan beban hidup masyarakat. Anda juga bertanggung jawab melakukan pendampingan nagi masyarakat yang ingin mengaplikasikan hasil penelitian Anda
l. Tidak melakukan Diskriminasi
Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa karena alasan jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
m. Kompetensi
Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda sampai taraf Pakar.
n. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang terkait
dengan penelitian Anda.
o. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik
Bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang sebaik mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan percobaan.
p. Mengutamakan keselamatan Manusia
Bila harus mengunakan manusia untuk menguji penelitian, maka penelitian harus: dirancang dengan teliti, efek negatif harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan, hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian Anda tersebut siapkan pencegahan dan pengobatan bila sampel Anda menderita efek negatif penelitian.

tugas IDK 4, tentang Ilmu

BAB II
PEMBAHASAN


Skenario I
Seorang mahasiswa PSIK akan melakukan penelitian, akan tetapi sebelumnya ia harus memahami ilmu, pengetahuan, dan teori yang sesuai dg bidang kajiannya. oleh karena itu, ia harus memahami apa sebenarnya hakekat ilmu pengetahuan, teori dan penelitian itu sendiri. untuk mengumpulkan ilmu pengetahuan dapat dilakukan melalui proses pendekatan ilmiah, berfikir deduktif, induktif dan reflektif serta memahami proses penyelesaian masalah.

A. Definisi Ilmu
Ilmu adalah sesuatu yang didapat melalui proses.
Ilmu merupakan sesuatu yang bisa diuji kebenarannya dan sesuatu yang dapat dipelajari.
Secara umum ilmu adalah suatu pengetahuan tentang bidang tertentu yang disusun secara sistematis dengan metode tertentu, menerangkan suatu gejala atau fenomena dan dapat menerapkan gejala tersebut.
Ilmu berkembang menjadi dua cabang utama, yaitu : filsafat alam yang kemudian menjadi natural sciences dan filsafat moral yang kemudian berkembang menjadi ilmu sosial. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
• Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
• Metodis. Adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
• Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
• Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Menurut Ernest van den Haag (Harsojo, 1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu, yaitu :
o Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akal (rasio).
o Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh panca indera.
o Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali.
o Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian selanjutnya.

B. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman indrawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala cirri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya.
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
b. Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
c. Keterpaparan Informasi
Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan.

C. Ilmu Pengetahuan
Obyek ilmu pengetahuan ialah dunia fenomenal, dan metode pendekatannya berdasarkan pengalaman (experience) dengan menggunakan berbagai cara seperti observasi, eksperimen, survey, studi kasus, dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman itu diolah oleh fikiran atas dasar hukum logika yang tertib. Data yang dikumpulkan diolah dengan cara analitis, induktif, kemudian ditentukan relasi antara data-data.




Ilmu pengetahuan berkembang secara terus menerus, sebagai akibat rasa keingintahuan manusia terhadap sesuatu hal dan hasrat untuk meningkatkan harkat hidup sehingga kehidupan menjadi ringan dan nyaman. Ilmu pengetahuan telah dimulai jauh sebelum sejarah manusia dicatat. Kebanyakan ilmu pengetahuan yang ada sekarang bersumber dari kitab-kitab suci, dan terus mengalami perkembangan hingga saat ini, seperti anatomi, fisiologi, ilmu keperawatan, dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1. Usaha manusia memperbaiki hidupnya dengan menaklukan fenomena alam.
2. Hasrat manusia untuk ingin mengerti dan menerangkan segala sesuatu di sekelilingnya.
Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dari metode ilmiah. Kegiatan metode ilmiah mempunyai beberapa asumsi dasar yang kebenarannya kita terima tanpa memerlukan pembuktian (postulat). Postulat yang mendasari metode ilmiah adalah bahwa benda di bumi mempunyai perbedaan dan kesamaan sehingga muncul perbandingan (komparatif) dan konsep pengukuran, benda dan kejadian empiris dalam waktu tertentu (relatif) selalu berubah, serta setiap perubahan terjadi akibat adanya sebab tertentu. Ketiga hal ini selalu mendasari dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

D. Hakekat Ilmu Pengetahuan
Suriasumantri (1984) mengatakan bahwa ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan ilmu dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan yaitu gabungan antara berpikir secara rasional dan empiris.
Sedangkan Adisusilo (1983) yang menyatakan bahwa Ilmu pengetahuan atau science adalah suatu proses untuk menemukan kebenaran pengetahuan. Karena itu, ilmu pengetahuan harus mempunyai sifat ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara metodis, sistematis, dan logis.
Metodis maksudnya adalah bahwa pengetahuan itu diperoleh dengan cara kerja yang terperinci, baik yang bersifat induktif maupun deduktif, sesuai dengan tahapan-tahapan metode ilmu, misalnya dimulai dengan observasi, perumusan masalah, mengumpulkan dan mengklasifikasi fakta, membuat generalisasi, merumuskan hipotesis, dan membuat verifikasi.
E. Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan, yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta . Pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif.
Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan pada pembuktian matematika. teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan (misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak observasi dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan. Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang diramalkan oleh suatu teori namun belum pernah terobservasi. Sebagai contoh, sampai dengan akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan sebagai teoritis.
Tiga syarat utama teori ilmiah :
 Harus konsisten dengan teori sebelumnya
 Harus cocok dengan fakta-fakta empiris
 Dapat mengganti teori lama yang tidak cocok dengan pengujian empiris dan fakta
F. Cara Memperoleh ilmu Pengetahuan
Cara memperoleh ilmu pengetahuan ada 2 cara, yaitu :
1. Pendekatan non ilmiah
Ada beberapa pendekatan non-ilmiah ini yang banyak digunakan, yaitu:
 Akal sehat
Akal sehat dan ilmu adalah dua hal yang berbeda sekalipun dalam batas tertentu keduanya mengandung persamaan. Menurut Conant (1973) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan.
 Prasangka
Pencapaian pengetahuan secara akal sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukannya. Hal yang demikian itu, menyebabkan akal sehat mudah beralih menjadi prasangka. Orang sering cenderung melihat hubungan antar dua hal sebagai hubungan sebab-akibat yang langsung dan sederhana, padahal sesungguhnya gejala yang diamanati itu merupakan akibat dari berbagai hal. Dengan akal sehat orang cenderung ke arah pembuatan generalisasi yang terlalu luas yang merupakan prasangka.
 Intuisi
Dalam pendekatan intuitif orang menentukan "pendapat" mengenai sesuatu berdasar atas "pengetahuan" yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tak disadari atau yang tidak dipikirkan lebih dahulu.
 Penemuan coba-coba atau Kebetulan
Penemuan coba-coba (trial and Error) diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya sesuatu kondisi tertentu atau pemecahan sesuatu masalah. Usaha coba-coba pada umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa kesadaran akan pemecahan tertentu.



 Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis
Otoritas ilmiah adalah orang-orang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi dalam sesuatu bidang cukup banyak. Pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji, karena dipandang benar. Namun pendapat otoritas ilmiah itu tidak selamanya benar. Ada kalanya atau bahkan sering, pendapat mereka itu ternyata tidak benar, karena pendapat tersebut tidak didasarkan pada penelitian, melainkan hanya didasarkan atas pemikiran logis.

2. Pendekatan ilmiah
Pengetahuan diperoleh melalui penelitian almiah dan dibangun atas teori tertentu. Dengan pendekatan ilmiah itu orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.

G. Metode Penalaran
Ada 3 jenis metode dalam penalaran, yaitu :
1. Berpikir Deduktif
Berpikir deduktif adalah berpikir dengan cara membuat kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke pernyataan-pernyataan khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme sebagai bentuk berpikir deduksi yang teratur terdiri dari tiga pernyataan atau proporsi, yaitu : Pernyataan pertama disebut premis mayor, yang berisi pernyataan bersifat umum. Pernyataan kedua yang sifatnya lebih khusus daripada pernyataan yang pertama disebut premis minor. Sedangkan pernyataan ketiga yang merupakan kesimpulannya, disebut konklusi atau konsekuen.


Contoh :
Semua anak yang status gizinya baik, cerdas (Premis Mayor)
Ruli status gizinya baik (Premis Minor)
Jadi, Ruli adalah anak yang cerdas (Konklusi).

2. Berpikir Induktif
Berpikir induksi adalah berpikir dengan cara menarik kesimpulan yang dimulai dai pernyataan2 khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman yang di tangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi itu beranjak dari hasi pengamatan indra atau hal-hal yang nyata maka dapa dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang kongrit kepada hal-hal yang abstrak.

3. Berpikir Relektif
Pengetahuan yang diperoleh dengan cara memahami pengalaman kita sehari-hari. Profesi keperawatan modern diwajibkan menjalankan praktik berpikir reflektif. Kanada telah memanfaakan berpikir reflektif sebagai komponen yang wajib dan essensial di dalam prektik dan registrasi keperawatan. Perawat masa depan dituntut dapat menyajikan bukti yang berkaitan dengan filosofi pribadi, sasaran, dan tujuan khusus serta memperlihakan pengetahuan dan keterampilan.
Kemampuan berfikir reflektif terdiri atas lima komponen yaitu:
- Recognize or felt difficulty/problem, merasakan dan mengidentifikasikan masalah
- Location and definition of the problem, membatasi dan merumuskan masalah
- Suggestion of possible Solution, mengajukan beberapa kemungkinan alternatif solusi pemecahan masalah
- Rational elaboration of an idea, mengembangkan ide untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan
- Test and formation of conclusion, melakukan tes untuk menguji solusi pemecahan masalah dan menggunakannya sebagai bahan pertimbangan membuat kesimpulan.

Kasus ; dilema Etik keperawatan


Kasus :
Seorang pria tua datang ke poliklinik dengan keluhan perdarahan gastrointestinal, dia mengaku mengkonsumsi alkohol setiap hari , dia kotor dan kasar .dia akan memerlukan beberapa trasnfusi darah . anda  mendonorkan  darah kepada palang merah amerika. Apakah hal ini membuat dilema bagi anda ?
Anda mendengar perawat lain bahwa mereka tidak mau mendonorkan darah untuk  pasien seperti dia . apakah anda bersimpati dan merasa kasihan pada pasien ini ?
Secara profesional anda dapat bergabung untuk menangani keadaan kritis pada pasien ini. Temukan saat yang tepat untuk melakukan pengarahan / bertanya padanya  untuk membuatnya merasa bermakna , apakah pasien ini depresi ? banyak lansia yang depresi dan berpaling ke alkohol . mencari cara untuk mengubah pola hidupnya. Meminta bantuan kepada  anda sebagai pekerja sosial. mengingat dalam pendidikan keperawatan ketika mereka membahas mengingat bahasa ? pasien ini dapat mengambil manfaat dari mengingat masa lalu dan saat pertumbuhan pribadi layanan agamawan akan sesuai untuk seseorang yang membutuhkan sentuhan terapeutik . apakah pasien ini mengalami defisit perawatan diri ? ini bisa memberi kontribusi untuk persaan sedih dan marah , mungkin konsultasi terapi okulpasi bisa membantunya menemukan cara alternatif untuk memenuhi ADL nya. Mengingat kan diri sendiri mengapa anda menyumbangkan darah itu adalah untuk menyelamatkan nyawa keduanya. Anda memilih untuk memperbaiki kehidupan mereka melalui intervensi keperawatan merupakan tantangan etis .
Pandangan  :
Dalam kasus ini merujuk pada pernyataan Webster yang kami kutip dari buku Kusnanto yang menyatakan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu , berarti profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain. Masih dalam buku yang sama diaktakan bahwa pelayanan keperawatan berupa bantuan , diberikan karena adanya dilema fisik dan mental , keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri.(Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional, 2004)
Maka dengan berdasar pada pengertian dari profesional dan pemahaman akan makna sebenarnya dari pelayanan keperawatan , kami lebih mngarah kepada pemberian pelayanan dalm hal ini memberikan donor darah kepada si penderita, tanpa memperhatikan latar belakang dari penderita apakah dengan riwayat masa lalu yang tidak baik maupun manusia yang tak berguna sekalipun. Dengan datang nya penderita ke pelayananan kesehatan sudah menunjukkan bahwa penderita tak mampu untuk memenuhi kegiatan hidup selanjutnya secara mandiri hal ini berdasar pada keterbatasan dari segi pengetahuan juga ketidakmampuan untuk menuju ke keadaan sejahtera.
Mengambil keputusan dalam kasus ini bukan merupakan sauatu dilema etika yang sangat rumit, berikut akan dijabarkan faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi sebuah tindakan yang diambil perawat ?
  1. Faktor Lingkungan
1.      Lingkungan RS, klinik, panti jompo dll
2.      Waktu
3.      Sumber – sumber
  1. Faktor Pasien
1.      Beratnya penyakit ( perawatan intensif, gawat darurat, rutinitas, penyakit kronis, dll)
2.      Nilai – nilai, kayakinan, dan harapan tentang kesehatan serta pelayanan kesehatan
3.      Tahap perkembangan , faktor- faktor budaya, etnik dan sosioekonomi, serta tingkat pendidikan
  1. Faktor Perawat
1.      Nilai – nilai, kayakinan, dan harapan
2.      Standar , hukum, kebijakan, dan prosedur ( apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh perawat , harus atau tidak harus dilakukan agar perawat tetap berada di jalur hukum)
3.      Fungsi peran kolaborasi dan mandiri
4.      Tingkat keahlian ( seberapa banyak pengalaman perawat dalam situasi yang sama )
( M. Gaie Rubenfeld , berpikir kritis dalam keperawatan. 2006 ).
Pada bagian faktor yang dimilki pasien dan perawat yaitu Nilai – nilai, keyakinan, dan harapan, kembali pada kasus diatas bahwa klien mengkonsumsi alkohol setiap hari telah terjadi kecacatan pada keyakinan dan nilai – nilai yang dimilki klien tersebut dengan meminum alkohol maka ia akan merasa lebih mampu untuk bertahan sementara di satu sisi dampak yang ditimbulkan adlah sangat buruk. Perawat disini dapat melakukan penyuluhan kesehatan tentang bahaya dari kebiasaan meminum lakohol, tentu saja dilakukan pasca perawatan  dan mengubah pola keyakinan klien terhadap hal yang buruk.
Kami akan tetap melakukan atau mendonorkan  darah kepada klien karena berdasarkan pada faktor –  faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam mengambil tindakan keperawatan. Hal lain didalam penelitian yang dilakukan oleh Hoffman, donoghue dan duffield (2004) menunjukkan bahwa taraf pendidikan dan pengalaman tidak terkait secara signifikan dnegan pembuatn keputusan etika dalam keperawatan klinis . faktor yang bertanggung jawab terhadap variabilitas yang besar dalam pembuatan keputusan etis dalam keperawatan klinis adalah nilai peran. Dan nilai inilah yang kemudian kami jadikan alasan bahwa ini bukan merupakan tantangan yanng besar untuk tetap melakuakn tindakan pendonoran darah serta intervensi selanjutnya terhadap klien . bukan pula tindkaan yang berdasar pada rasa kasihan yang berlebihan namun lebih kepada moral. Harapan yang tentunya ada yaitu bahwa klien tidak akan kembali pada kebiasaan nya dan klien yang telah mempercayakan kepada pekerja sosial dalam hal ini perawat untuk mengintervensi dirinya.
Silvia (1990) membuat suatu model pengambilan keputusan etis yang terdiri dari 5 tahap yaitu :
1 . pengkajian dan pengumpulan data
- pertimbangan situasional
- pertimbangan tim kesehatan
- pertimbangan organisasi
2. identifikasi masalah
- pertimbangan etika
- pertimbangan non etika
3. mempertimbangkan kemungkinan tindakan
-  pola pikir teleologi
-  Pola pikir deontologi
4. keputusan dan seleksi tindakan
- kontribusi faktir internal dan kelompok
- kontribusi faktor ekternal
- kualitas keputusan dan tindakan
5. refleksi terhadap keputusan dan tindakan yang diambil
- refleksi keputusan
- refleksi tindakan
Ada 3 model pengambilan keputusan yang pertama adlah keputusan etis yang berpusat pada pasien , keputusan etis yang berpusat pada dokter dan berpusat pada birokrasi .
Dalam kasus ini kami akan mencoba untuk mengambil keputusan etis berdasarkan pada 5 tahap pengambilan keputusan secara etis menurut Silvia ,
  1. Pengkajian
Tahap ini akan dilakukan dengan melihat situasi yaitu klien dengan perdarahab pada gastrointestinal dan sengaja datang ke Rumah sakit untuk meminta bantuan kepada tenaga kesehatan . klien telah mengakui bahwa memilki kebiasaan yanng buruk di dalam hidupnya. Ia melakukan nya karena sudah tidak merasa bahwa hiup penting ,namun ia mulai menyadari dengan datang nya dia ker pelayanan keshatan dan meminta bantuan.
  1. Identifikasi masalah
Masalah muncul karena pasien akan membutuhkan donor darah sementara ia  seorang yang mempunyai kebiasaan buruk yaitu meminum alkohol, atas dasar itu perawat yang lain tidak mau untuk melakukan nya. Sementara jika dilihat dari 3 model pengambilan keputusan bahwa ini tidak ada maslah alasannya adalah keputusan berpusat pada pasien , pasien setuju dan menyerahkan sepenuhnya kepada tim medis, keputusan berpusat pada dokter bahwa dokter yang telah mengatakan si pasien membutuhkan donor darah tentu tidak ada masalah bagi dokter, keputusan berpusat pada birokrasi juga tidak ada masalah karena tidak birokrasitidak mempersalahkan pemberian pelayanan pada yang mempunyai kebiasaan buruk sperti klien ini.
  1. mempertimbangkan kemungkinan tindakan
tindakan dengan pendekatan deontologik yaitu dengan berdasar pada moralitas dari suatu keputusan etis.dan memperhatikan prinsip etika yaitu Beneficience dan justice.
  1. keputusan dan seleksi tindakan
membuat keputusan dengan memberi kan informasi kepada klien bahwa setelah perawatan jika mengalami perbaikan maka pasien diharapkan untuk meninggalkan kebiasaan buruk nya. Dengan memberikan penyuluhan pasca perawatan tentang bahaya dari kebiasaan buruk itu.
  1. refleksi terhadap keputusan dan tindakan yang diambil
keputusan dan tindakan yang diambil tidak bertentangan dnegan hukum dan agama . maka akan tetap dilakukan pembeian donor darah kepada klien.
Chaowlit , sutthaarangse dan takviriyanum (1999) menyatakan ada lima pokok dalam penyelesaian dilema etik , yaitu pengungkapan perasaan, diskusi dengan oranng lain, melakukan tindakan moral , penerimaan tanpa syarat, dan berpikir positif. Jadi itulah alasannya bahwa pandangan kelompok kami bahwa kami akan tetap melakuakn tidnaakan pendonoran darah kepada klien walau dnegan kendala. Karena ada tim dan ada kemuan dalam dirmi klien untuk sembuh dan mngikuti semua insrtruksi dari tim medis. Klien mengalami defsisit perawatan diri artinya klien tak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan ini juga merupakan tugas perawat.


REFERENSI : 
Emi Suhaemi, Dra. Hj. Mimin . 2002. Etika Keperawatan. Jakarta


Ismaini SKM, Hj. Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya  Medika  
Kusnanto , 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.  Jakarta : EGC


Rubenfeld, M. Gaie. K. Scheffer, Barbara . 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC

 Scott , Wendy. Draper Heather. 2003. Ethics in anhasthesia adn intensive care. British library.

Bahan dan cara membuat Empek -empek


Pagi - pagi dah dapet pesan singkat dari temenku..isinya dia mau nanya bahan - bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat Empek - empek. sebelum balas pesan nya , sempet mikir dulu maklum baru terjaga kebetulan hari ini imunitas mengalami decreased pasca 1 minggu deadline sama tugas - tugas kampus*baru ngerasain tidur 2jam sehari*. lanjut , alhasil saya membalas pesan nya sesuai dengan permintaan (*red : bahan - bahannya aja).
nah, atas dasar itu saya mencoba untuk menuliskan dan berbagi bagaimana dan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan empek _ empek , sebelum memulai membaca jangan lupa say " BIsmillah " dan senyum ^^

Bahan Dasar yang sangat diperlukan :   
  • Daging ikan giling halus
( yg paling baik adalah ikan Gabus atau Tenggiri, jika tidak ada, dapat diganti dengan ikan apa saja yg dagingnya lebih banyak seperti Salmon,Tuna, Toman, Tongkol Kecil, Gurame, Sepat Besar, buang tulang nya giling sampe halus dan jangan pake ikan yg banyak lemaknya seperti Lele, Patin dsb )
  • Tepung SAGU atau tepung kanji (tapioka), Air, garam halus secukupnya, penyedap secukupnya. 
  • perbandingan antara Ikan dan sagu bisa 1:1 atau 1:3/4 atau 1:1/2, semakin banyak ikan semakin enak, tapi maksimal ikan 1 kg tepung sagu 0,5 kg.
Bahan - Bahan :

500 gram daging ikan tenggiri atau ikan gabus giling.
10 sendok makan air es/dingin 
150 gram tepung sagu atau tepung kanji/tapioka
2 sendok teh garam
bisa menggunakan tepung terigu yang sudah diadoni utnk campuran(tidak juga tak apa) 

cara membuat :
  1. ikan yang telah dimasukkan kedalam freezer dicairkan 
  2. masukkan air es(bisajugaterigu yang telah diadoni stengah kental), garam
  3. kemudian diaduk hingga adonan lengket
  4. masukkan tepung kanji/ sagu sedikitdemi sedikit sambil diuleni hingga tidak menempel lagi ditangan.
  5. ueleni /uli adonan sampai merata. 
  6. setelah adonan tidak lengket dan bisa di bentuk
  7. bentuk sesuai selera(jenis pempek yang di inginkan)
Kuah empek - empek (cuko pempek) :
BAHAN:                
  • 500 gram gula merah/gula aren warna coklat tua
  • 50 gram asam jawa
  • 4 sendok teh cuka putih/cuka dixi (untuk mengawetkan)
  • 5 gelas air
  • 5-8 siung bawang putih, cincang halus atau tumbuk
  • 2 sendok makan ebi dihaluskan 
  • 20-30 buah cabai rawit, dihaluskan
  • 1 sendok makan tongcai berikut tangkainya, cincang/giling halus
  • 1-2 sendok teh garam (disesuaikan) 
cara membuat :
  1. didihkan air,dan gula merah, asam jawa, asam cuka (jika tdak ingin pun tak apa), dengan api yang kecil ,setelah mendidih angkat dan saring
  2. masukkan cabai rawit(bisa ditambah dgn cabe merah jikaingin lebih pedas), bawang putih, garam, ebi, dan tongchai(untk ebi dan tongcai tidak ingin pun tak apa hehe) sambil di cicipi sesuai selera
  3. kemudian didihkan lagi, 
  4. setelah mendidih angkat dan untuk lebih enak bisa diinapkan satu hari.
catatan :
  1. Gula merah yg dipakai sebaiknya gula batok yang tidak berbau angit sehingga kuah empek -empek  tidak terasa pahit.Jika ingin cuko nya enak ulek campuran cabe dan bwng putih sehari sebelumnya.
  2. Jika tidak suka kepedasan, sebaiknya cabe rawit yg dihaluskan, tidak dimasukkan ke dalam cuka, tetapi biarkan terpisah, sehingga pada saat mau makan pempek sajah, cabe halus tadi baru dicampurkan ke adonan cuka sehingga bisa di kira-kira pedasnya.
  3. untuk asam cuka sesuai dengan kepercayan anda(hehe sperti beragama saja), karena kl di keluarga saya tidak ada yang mau jika kuah empek- empek dicampur asam cuka dan ebi. jadi...saya memberikan catatan ini sesuai dengan apa yang biasa keluarga kami lakukan.
  4. jika anda ingin mengikeuti prosedur yang baik dan benar , silahkan kunjungi disini

 

i have a dream

bissmillah hal yang selalu aku inginkan memang tak semudah yang kubayangkan untuk ku dapatkan