konsep imunisasi

A.    Jenis imunisasi dasar
5 jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah, dalam hal ini masih mendapat subsidi dari pemerintah sehingga biayanya relatif lebih murah. Imunisasi BCG, Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercle bacii yang hidup didalam darah. Itulah mengapa agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkan jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin).
Imunisasi Hepatitis B, Imunisasi ini merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya VHB, yaitu virus penyebab penyakit hepatitis B. Hepatitis B dapat menyebabkan sirosis atau pengerutan hati, bahkan lebih buruk lagi mengakibatkan kanker hati. Imunisasi Polio, Imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio. Penyakit akibat virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
Imunisasi DTP, Dengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri, tetanus, dan pentusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil.
Imunisasi Campak, Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Penyakit ini disebabkan oleh virus Morbili.
B.     Cara dan tempat pemberian
Cara pemberian :
·         Bersihkan lengan dengan kapas air
·         Letakkan jarum hampir sejajar dengan lengan anak dengan ujung jarum yang berlubang menghadap keatas.
·         Suntikan 0,05 ml intra kutan
·         merasakan tahan  benjolan kulit yang pucat dengan pori- pori yang khas
Tempat pemberian :
-           Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) : Lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha.
-          Imunisasi polio : Bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV), atau lewat mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV).
-          Imunisasi Hepatitis B  : Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero = otot-otot di bagian depan; lateral = otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.
C.     Penyimpanan vaksin
COLD CHAIN (RANTAI DINGIN)
         Simpan vaksin di lemari es pada suhu yang tepat
         Simpan termometer untuk memonitor lemari es.
         Taruh vaksin Polio, Campak, pada rak I dekat freezer.
         Untuk membawa vaksin ke Posyandu harus menggunakan vaccine carrier
-          Lemari Pendingin untuk Penyimpanan Vaksin Yang Aman
         Thermometer ruangan di bagian tengah lemari pendingin harus ada, temperature dicek, dan dicatat secara teratur setiap hari.
         Lemari pendingin harus ditutup rapat, tidak boleh ada kebocoran pada sekat pintu.
         Lemari pendingin tidak boleh dipakai untuk menyimpan makanan atau minuman.
         Botol atau plastic berisi es atau air garam (1-2 sendok makan per liter) diletakkan di bagian bawah lemari pendingin untuk mempertahankan keseimbangan temperature dalam ruang lemari pendingin, terutama apabila sedang tidak ada arus listrik.
         Lemari pendingin boleh dibuka seminimal mungkin.
         Defrosting harus dilakukan secara teratur pada lemari pendingin yang tidak frost free untuk mencegah terbentuknya gumpalan es di ruang pembeku.
         Letakkan vaksin di rak bagian atas atau tengah, jangan di rak bagian bawah atau di daun pintu karena perubahan temperature terlalu besar apabila pintu dibuka-tutup terlalu sering (>10°C)
         Jangan memenuhi lemari pendingin dengan vaksin secara berlebihan
D.    Persiapan sebelum melakukan imunisasi
Memberikan penyuluhan
         Pentingnya imunisasi bagi bayi dan balita
         Mempersiapkan jadwal pelaksanaan dan tempat-tempat/pos kapsul vitamin atau vaksin dan pelayanan imunisasi campak
         Bawa anti anafilaktik untuk mengatasi bila terjadi anaphylactic shock karena imunisasi
Pada hari H-1 semua sarana pelayanan telah mendistribusikan:
         Data sasaran balita (alamat, nama ayah, nama ibu, tanggal lahir, umur).
         “Undangan “ kepada sejumlah sasaran yang telah terdata.
         Kapsul vitamin/ vaksin sebanyak 125 % jumlah sasaran.
         Pakai kapsul vitamin/ ampul vaksin yang diterima lebih awal terlebih dahulu, perhatikan tanggal kadaluwarsa.
         Alat suntik sesuai jumlah sasaran.
         Vaksin campak sesuai kebutuhan , dengan perhitungan jumlah vial sama dengan jumlah sasaran dibagi 8 (untuk vial 10 dosis).
         Vaksin campak harus disimpan didalam termos berisi es dengan suhu berkisar 2-8 °C
         Insenerator/kotak karton untuk memusnahkan alat suntik bekas pakai.
         Format pelaporan yang akan digunakan
E.     Askep pada anak yang akan dilakukan imunisasi
 Pengkajian Pra Imunisasi :
1. Tulis biodata klien secara lengkap.
2. Pengkajian secara umum mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
3. Riwayat penyakit yang oernah diderita
4. Riwayat imunisasi yang pernah didapatkan o/ anak
5. Riwayat prenatal
6. Riwayat kejang
7. Riwayat penyakit keluarga ( Disfungsi imunologi,HIV/ AIDS, Kanker )
8. Riwayat obat- obatan
9. Riwayat alergi terhadap obat tertentu.
Nanda NOC NIC
1. Kesiagaan untuk meningkatkan status imunisasi Kontrol imun yang hipersensitif
• Status respirasi, nadi, gastrointestinal,dan ginjal dalam batas IER
• Bebas reaksi alergi
• Bebas respon imflamasi local
• Bebas dari kejadian autoimun
• Tidak ada auto antibody atau auto-antigen
Status imun
• Infeksi ulangan tidak terjadi
• Tidak ada bengkak
• Berat IER
• Imunisasi sekarang
Perilaku imunisasi
• Menyatakan resiko penyakit tampa imunisasi
• Mendeskripsikan resiko yang berhubungan dengan imunisasi khusus
• Mendeskripsikan kontraindikasi imunisasi khusu
• Membawa kartu vaksin setiap berkunjung
• Konfirmasi jadwal imunisasi selanjutnya Pemberian imunisasi/vaksin
• Mengajarkan orang tua daftar imunisasi yang direkomendasikan, cara imunisasi diberikan, alas an, keuntungan, reaksi berlawanan, dan efek samping
Persiapan vaksin
2. Kecemasan Control kecemasan
• Memantau intensitas kecemasan
• Membuang penyebab cemas
• Menurunkan rangsangan lingkungan ketika cemas
• Merencanakan strategi koping pada situasi yang menekan
• mempertahankan hubungan social
• laporan adukuat tidur
• mengontrol kecemasan
Control dorongan
• mengidentifikasi sikap yang membahayakan
• identifikasi perasaan utama yang mendorong aksi impulsive
• identifikasi akibat aksi impulasif bagi diri dan orang lain
• identifikasi dukungan sosial
Teknik tenang
• Pegang dan nyamankan bayi atau anak
• Menguncang bayi jika perlu
• Bicara lembut atau bernyanyi pada bayi atau anak
• Pertahankan kontak mata
• Duduk dan bicara dengan pasien
• Tawarkan minuman hangat atau susu
C. Intervensi Keperawatan Saat akan melakukan penyuntikan vaksin
1. Komunikasi teraupeutik dengan ortu/klg
2. Informasi tentang efek samping vaksin dan resiko apabila tdk imunisasi.
3. Periksa kembali persiapan u/ imunisasi untuk mengantisipasi hal- hal yg tdk diinginkan.
4. Baca dgn teliti informasi tentang produk
5. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra thd vaksin yang akan diberikan.
6. Periksa jenis vaksin dan yakinkan kalau vaksin disimpan dgn baik
7. Periksa vaksin yang akan diberikan, apakah ada tanda- tanda perubahan pada vaksin tersebut, periksa tanggal kadaluawarsa, dan catat hal- hal istimewa, seperti ada perubahan warna.
8. Yakinkan bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal, dan tawarkan tawarkan vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal.
9. Berikan vaksin dgn tehnik yang benar.

0 komentar:

Posting Komentar