Tugas Anak konsep 3

Konsep Teori
Mengidentifikasi Faktor- Faktor  Yang Mempengaruhi Perspektif Keperawatan Anak
A.      Mortalitas dan morbiditas pada masa bayi dan kanak-kanak
1.      Mortalitas (statistik vital)
Menggambarkan insiden / jumlah individu yang meninggal selama perode waktu tertentu
·         Mortalitas pada bayi
Angka mortalitas pada bayi adalah jumlah kematian per 1000 kelahiran hidup selama tahun pertama kehidupan. Kemudian dibagi usia mortalitas neonatal dan pascanatal.
Berat badan lahir dianggap sebagai penentu utama kematian neonatus di negara tekhnologi maju dan sangat berkaitan dengan usia gestasi ( ventura dkk, 1998). Faktor – faktor yang meningkatkan resiko mortalitas bayi meliputi ras klit hitam, gender laki – laki, gestasi pendek atau panjang, urutan kelahiran, usia maternal dang tingkat pendidikan ibu. Adapun 4 penyebab utama dari terjadinya mortalitas pada bayi yaitu anomali kongenital, gangguan yang berhubunngan dengan gestasi pendek, BBlR yang tidak khas dan sindrom distress pernapasan.
Angka mortalitas bayi dan anak berguna untuk memantau dan mengevaluasi keberhasilan program di bidang kesehatan, sebagai pengukur situasi demografi, sebagai masukan dalam perhitungan proyeksi penduduk, dan untuk mengidentifikasi kelompok penduduk yang mempunyai resiko kematian tinggi.(Robby As,2007)
Di indonesia kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mulai meningkat, ijalankannya program-program kesehatan masyarakat seperti pembasmian malaria dan cacar, Pembangunan baik ekonomi, sosial dan lainnya makin digalakkan ( Hugo dan kawan-kawan, 1987 ).
·         Mortalitas pada anak
Mortalitas yangterjadi pada anak di atas usia 1 tahun , penyebab yang tersering adalah cedera yang tidak di sengaja.
Penyebab kematian pada anak :
-          Kekerasan pada anak
-          Penyakit infeksi
-          Kondisi perinatal
-          Cedera seperti tenggelam, kecelakaan, luka bakar, asfiksiamekanis, keracunan.
2.      Morbiditas (statistik morbiditas)
Prevalensi penyakit pada populasi pada waktu tertentu, statistik morbiditas mencakup lasan ke dokter, maupun diagnosi pada waktu masuk rumah sakit.
o   Morbiditas pada anak
Tipe penyakit yang didapat anak bervariasi sesuai usia seperti ispa, pnemunia dan cedera.  Peningkatan angka morbiditas desebabkan karena terbatasnya akses kesehatan, kemiskinan, derajat ketidakmampuan, dan pendidikan orang tua.
o   Morbiditas baru/ penyakit sosial pediatrik
Merupakan masalah psikolososial pada anak seperti sossioekonomi yang rendah, keluarga orang tua tunggal, keluhan gangguan fisik kronik, keterampilan membaca yang kurang.
B.       Evolusi pelayanan Kesehatan indonesia
Angka kematian Bayi dan Anak, khususnya bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat tinggal orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial – ekonomi orang tua si bayi.Pengaruh budaya, agama dan kepercayaan terhadap kesehatan anak.
ecara umum AKB di Indonesia sejak awal abad ke-20 cenderung menurun diawali masuknya industrialisasi dari Eropa ke Indonesia ( Hugo dan kawan – kawan, 1987 ).
Berdasarkan pengamatan Cho dan peneliti lainnya ( 1980 ) turunnya angka kematian pada dekade 1930-an ini lebih lambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena adanya depresi ekonomi. Kesejahteraan masyarakat nampaknya sudah mulai membaik pada tahun 1950-an dengan dijalankannya program-program kesehatan masyarakat seperti pembasmian malaria dan cacar ( Hugo dan kawan-kawan, 1987 ). Perbaikan gizi keluarga dan masyarakat , serta pembangunan kesehatan mempunyai andil yang cukup memadai dalam menurunkan AKB. Demikian juga halnya dengan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mulai meningkat, sejalan dengan meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat. Khususnya Pembangunan baik ekonomi, sosial dan lainnya makin digalakkan, sehingga pendapatan masyarakat dan kesadaran akan kesehatan makin meningkat.
1.      Adat dan tradisi
Pemahaman berbagai keyakinan mengenai penyebab penyakitdan sakit, serta praktik kesehatan tradisional. Makin banyak perawat mengetahui tentang nilai keyakinan, dan adat kelompok etnis lain maka makin baik mereka memenuhi kebutuhan keluarga dan anak.
o   Relativitas budaya merupakan konsep suatu perilaku harus dinilai terlebih dahulu dalam konteks budya asal terjadinya perilaku tersebut. Beberapa budaya mengganggap gender anak dapat mempengaruhi persepsi suatu keluaraga tentang implikasi  penyakit. Pengertian penyakit atau tanda dan gejala suatu penyakit juga dipengaruhi oleh budaya, beberapa budaya misalnya mengganggap diare sebagai pembersihan tubuh.
o   Hubungan dengan pemberi perawatan kesehatan , dalam banyak kelompok budaya ibu memegang peranan penting  dalam kesehatan sementara kelompok lain orang tua sama – sama terlibat. Pendekatan terhadap anak juga dapat di pengaruhi oleh budaya, misanya sebagain keompok merasa bahwa masuknya anak ke rumah sakit merupakan masalah keluarga, anak di lepaskan tanpa campur tangan keluarga di rumah sakit.
o   Komunikasi , merupakan suatu distress kelompok karena komunikasi adalah hal terpenting dalam pelayanan keperawatan. Kontak mata juga dapat dipandang berbeda dalam beberapa budaya.
o   Kebiasaan makan
o   Keyakinan dan prkatik kesehatan merupakan bagian integral  dari warisan budaya kesehatan keluarga. Contohnya kekuatan alam, kekuatan supranatural, ketidakseimbangan kekuatan.
o   Praktik keseahtan merupakan altrnatif bagi mereka ketika penyembuhan di rumah sakit tidak berhasil.
o   Mitos yang dikaitkan dengan pengaruh pranatal.
2.      Keyakinan religius
Dimensi religius merupakan pengaruh terpenting dalam kehidupan individu dan memberikan makna terhadap kehidupan serta memberikan sumber cinta. Asuhan keperawatan holistik ditingkatkan melalui integrasi  asuhan spiritual dan psikososial. Diantara banyak kematian dan penyakit diyakini sebagai dosa bagi sebagian keperrcayaan dan menganggap bahwa tenaga kesehatan tidak akan mampu melindungi mereka yang di hukum tuhan.
C.       Keperawatan pediatrik
1.      Filosofi asuhan
o   Perhatian pada rangkaian pengalaman dan respon manusia terhadap kesehatan dan penyakit tanpa terbatas pada orientasi berfokus masalah
o   Integrasi data objektif dengan pengetahuan yang didapat dari pemahaman tentang pengalaman subjektif pasien-kelompok
o   Penerapan pengetahuan ilmiah pada proses diagnosis dan pengobatan
o   Penetapan hubungan caring yang memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan (ANA, 1995)
D.      Asuhan berpusat pada keluarga, asuhan atraumatik
1.      Asuhan berpusat pada keluarga
-          Keluarga bersifat konstan dalam kehidupan anak
-           Kolabrasi perawat – keluarga dalam perawatan anak
-          Bertukar informasi yang lengkap
-          Menghargai keluarga sebagai pendidik anak dan memiliki kekuatan, perhatian.
-          Rumah sakit dan yankes lain nya dapat diakses keluarga dan anak
-          Mengenalai metode koping yang berbeda di dalam keluarga
-          Penghormatan terhadap keanekaragaman budaya
2.      Asuhan atraumatik
Penyediaan asuhan terapeutik oleh personel dalam lingkungan oleh tenaga kesehatan melalui intervensi yang mengahpuskan/ memperkecil distress psikologis dan fisik pada anak.
Asuhan terapeutik mencakup pencegahan , diagnosis,  penanganan,penyembuhan kondisis akut/ kronis.sementara lingkungan merupakan tempat yang memberikan perlindungan bagi dan mendapat pelayanan kesehatan. Personel orang yang terlibat langsung memberikan asuhan.
Prinsip dalam asuhan atraumatik  adalah mencegah/ minimalkan pemisaha anak dari keluarga, meningkatkan ras kendali, mencegah/minimalkan cedera tubuh.
E.       peran perawat Pediatrik
1.      Hubungan teraupetik
Perawat dan keluarga berkomunikasi terbuka dalam peningkatan perawatan anak, Secara umum tujuan hubungan terapeutik adalah untuk perkembangan klien (Stuart dan Sundeen, 1987; 96), yaitu Kesadaran diri, penerimaan diri dan penghargaan diri yang meningkat,  Pengertian yang jelas tentang identitas diri dan integritas diri ditingkatkan, Kemampuan untuk membina hubungan intim interdependen, pribadi dengan kecakapan menerima dan memberi kasih sayang, Meningkatkan fungsi dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pribadi yang realistis.
2.      advokasi/ caring keluarga
sebagai advokat perawat harus bekerja sama dengan anggota keluarga , mengidentifikasi tujuan dan kebutuhan mereka, dan merencanakan intervensi yang paling dapat mengatasi masalah, membantu anak dan keluarga dalam menentukan pilihan dan bertindak dalam memberikan yang terbaik. Hal yang terpenting adalah sikap caring menunjukkan rasa kasih dan empati, membuat perasaan orang tua anak nyaman terhadap lingkungan.
3.      pencegahan penyakit/promkes
setiap perawat yang terlibat dalam keperawatan anak harus mempraktekkan kesehatan preventif. Berdasarkan proses pengkajian seksama , masalah yang berhubungan dengan nutrisi, imunisasi , keamanan, perawatan gigi, perkembangan, sosialisasi, menjadi lebih jelas untuk kemudian dilakukan intervensi secara langsung atau bahkan merujuk keluarga. Pendekatan yang terbaik untuk pencegahan adalah pendidikan dan pedoman antisipasi. Pengenalan terhadap bahaya dalm setiap periode perkembangan memungkinkan perawat untuk membimbing orang tua dalam hal pengasuhan untuk pencegahan masalah potensial. 
4.      penyuluhan kes
Penyuluhan kesehatan merupakan suatu  kegiatan pendidikan bagi individu, keluarga, kelompok atau masyarakat yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan tidak dapat dipisahkan dari  advokasi dan prevensi keluarga.
5.      dukungan dan konseling
konseling melibatkan dukungan dan penyuluhan, membantu menghadapi keadaan krisis dalam keluarga, memcahkan masalah juga memapukan keluarga untuk mencapai tingkat fungsi lebih tinggi danharga diri lebih tinggi. Sementara dukungan merupakan suatu bentuk perhatian pada pada kebutuhan emosi, dukungan kepada anak bisa ditunjukkan melalui komunikasi nonverbal.

6.      peran restoratif
Menurut (Fraley, 1992) peran restoratif adalah suatu usaha tim kesehatan termasuk perawat untuk membantu klien kepada status fungsi yang maksimal. Dalm hal ini peran restoratif perawat terhadap keluarga terutama anak dari mulai melakukan pengkajian terhadap masalah, observasi hingga pendidikan dan konseling. 
7.      koordinasi dan kolaborasi
perawat sebagai anggota tim kesehatan, berkolaborasi dan berkoordinasi kepada aktivitas profesional lain untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi kepada anak dan keluarga. Perawat juga dituntut untuk bisa mengkolaborasikan kebutuhan dan intervensi sehingga asuhan keperawatan keluarga kepada anak dapat tercapai dan memnuhi kebutuhan anak.
8.      pengambilan keputusan etis
keadaan ini muncul ketika terjadinya suatu konflik dalam diri perawat terhadap permasalahan nilai moral meliputi autonomi, nonmalficience, beneficience, dan keadilan. Perawat harus mengambil tindakan yang paling menguntunngkan atau paling sedikit bahayanya dalam kerangka kerja masyarakat, praktek profesional, peraturan lembaga, religius, dan sistem nilai keluarga, nilai pribadi perawat. faktor – faktor apa sebuah tindakan yang diambil perawat Faktor Lingkungan (Waktu, Sumber – sumber) Faktor Pasien seperti Beratnya penyakit ( perawatan intensif, gawat darurat, rutinitas, penyakit kronis, dll) Nilai – nilai, kayakinan, dan harapan tentang kesehatan serta pelayanan kesehatan, Tahap perkembangan , faktor- faktor budaya, etnik dan sosioekonomi, serta tingkat pendidikan. Faktor Perawat seperti Nilai – nilai, kayakinan, dan harapan ( M. Gaie Rubenfeld ,  2006 ).
9.      Riset
Perawat pelaksana harus berperan pada riset karena mengamati respon manusia terhadap kesehatan dan kesakitan. Konsep praktik berdasarkan penelitian melibatkan analisis dan penerjemahan riset klinis mereka pada ilmu pengetahuan.
10.  rencana pelayanan keperawatan
perencanaan pelayanan keperawatan tidak hanya pada penyediaan layanan yang baru tetapi juga meningkatkan kualitas yang paling tinggi atas pelayanan yang ada. Keperawatan perlu menjamin profesi nya sendiri melalui setiap anggota individu yang berpraktik sesuai dengan kode etik perawat dan standar praktik keperawatan.

11.  tren masa depan
fokus tindakan keperawatan anak yang  pada awalnya merupakan keperawatan yang berfokus kepada keluarga tidak hanya melakukan nya sebagai sebuah pilihan tetapi akan menjadi sebuah kewajiban. Sehingga dapat membangun kemitraan dengan keluarga. Lalu dalam hal lain seperti pada bidang tekhnologi yaitu penggunaan komputer dalam keperawatan juga akan menjadi sebuah tren di masa depan karena hal itu saat ini telah tidak dapat terelakkan lagi.

0 komentar:

Posting Komentar