Pengajaran dalam keperawatan

PENGAJARAN DALAM KEPERAWATAN

A.    Berpikir Kritis dalam Pendidikan Keperawatan
Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikir kritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem solving, meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan berpikir kritis (Pithers RT, Soden R., 2000).
1.      Pengertian berpikir kritis
Berpikir kritis adalah proses kognitif atau mental yang mencakup penilaiaan dan analisa rasional terhadap informasi dan ide yang ada serta merumuskan kesimpulan dan kepuasaan (Brunner and Suddarth).
Pemikiran kritis dalam pendidikan keperawatan merupakan paparan rasional dan ide. Kesimpulan dan asukmsi principal, argument ,isu , pernyataan kepercayaan dan tindakan.
2.      Aspek berpikir kritis
-          Mengajukan pertanyaan dan menentukaan alasan
-          Mengumpukan sebanyak mungkin informasi yang relevan
-          Memvalidasi informasi
-          Menganalisa informasi
-          Menggunakan pengalaman
-          Mempertahankan sikap fleksibel
-          Mempertimbangkan pilihan yang tersedia
-          Memutuskan suatu keputusan.
3.      Gambaran sikap berpikir kritis
-          Kebebasan berpikir
-          Kemampuan intelektual dan keberanian intelektual
-          Integritas dan ketekunan
-          Perasaan yang mendasar dan mencari gagasan
-          Keingintahuan

B.     Setting Struktur dalam pengajaran
Berbagai strategi pengajaran yang menggunakan pendekatan di bawah ini:
    * Pembelajaran Aktif
    * Pembelajaran Kolaboratif
    * Pembelajaran Kontekstual
    * Menggunakan pendekatan higher order thinking
    * Self directed learning
Kombinasi dari berbagai strategi di lebih dianjurkan oleh karena dapat mencapai berbagai aspek dari komponen berpikir kritis. Teknologi pengajaran yang menerapkan kombinasi dari berbagai strategi yang ada saat ini misalnya Problem Based Learning (PBL). Fakultas Kedokteran perlu mengembangkan strategi pengajaran tersebut dalam pengajaran agar mahasiswa dapat belajar materi kedokteran melalui proses berpikir kritis. Dengan demikian mahasiswa dapat memberi makna yang lebih dalam (bukan sekedar mendapat materi yang dalam) dari materi yang dipelajari. Pemahaman terhadap makna pokok bahasan yang dipelajari mempunyai hubungan dengan kemampuan clinical reasoning sebagai kompetensi seorang dokter.

C. Aspek- aspek pengajaran klinik
Andaryani (2006),  mengemukakan klinik pembelajaran yang dinamakan experiential classroom merupakan tempat yang dapat digunakan untuk mendemonstrasikan, dan memberikan dorongan dan inspirasi melalui peragaan alat pembelajaran yang praktis dan nyata untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran seorang guru secara mandiri (A LLEEP Clinic at Syracuse University, 2003).
Dit. Ketenagaan Ditjen. DIKTI DEPDIKNAS mengemukakan klinik pembelajaran merupakan wadah bagi guru untuk melakukan serangkaian upaya yaitu kegiatan refleksi, penemuan masalah, pemecahan masalah melalui beragam strategi untuk meningkatkan keterampilan dalam mengelola pembelajaran. Strategi utama yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Dapat disimpulkan bahwa klinik pembelajaran adalah  pusat atau unit yang berfungsi untuk meningkatkan dan atau memperbaiki kinerja tenaga professional di bidang pendidikan. Klinik pembelajaran dibangun dengan pondasi kemitraan antara berbagai lembaga.  
Tahapan klinik pembelajaran
Untuk membangun klinik pembelajaran diperlukan empat tahapan proses seperti tertuang dalam situs yaitu:
1.      Pengembangan klinik pembelajaran
2.      Kegiatan uji coba konsep klinik pembelajaran.
3.      Review dan pemantapan konsep klinik pembelajaran
4.      Sosialisasi klinik pembelajaran
Aspek klinik pembelajaran
Karena Klinik Pembelajaran merupakan milik bersama para guru, maka tempat ini dapat digunakan dengan bebas untuk berdiskusi, melakukan refleksi atau merenung tentang proses pembelajaran yang telah dijalani, bersimulasi, misalnya bagaimana cara mengajarkan suatu konsep dengan menyenangkan, dan membuat catatan bersama-sama dengan teman sejawat. Di Klinik Pembelajaran, para supervisor akan membantu dalam melakukan berbagai kegiatan tersebut.
Manfaat klinik pembelajaran
Wawasan guru akan lebih terbuka apabila terbiasa melakukan diskusi dengan teman sejawat. Selanjutnya, dengan kasus-kasus pembelajaran yang guru kumpulkan, diskusikan, dan pecahkan bersama pada klinik pembelajaran, akan mengasah kepekaan terhadap permasalahan yang terjadi di kelas, sehingga rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas sebagai guru meningkat. Dengan demikian, diharapkan kualitas proses pembelajaran akan lebih meningkat yang tentunya membawa dampak kepada kualitas siswa yang lebih baik.
D. Isu – isu pengajaran Klinik
Peran pengajar klinik sebagai pemandu, fasilitator dan pendukung selama sesi pembelajaran klinik adalah model yang diusulkan buku ini. kemampuan yang dibutuhkan pada peran adalah pengembangan yang akan datang pada bab yang lalu dan tergantung pada kesuksesan implementasi lab kampus dan sesi pra klinik atau pengarahan singkat, masing-masing membutuhkan kemampuan tambahan dan berbeda. tanya jawab atau sesi post konferens melengkapi siklus pembelajaran klinik yang juga tergantung pada kemampuan mengajar klinik yang spesifik.
Stevans (1979) memfokuskan mengajar klinik dalam sebuah kerangka ’pendidikan untuk kegiatan praktek’ (p.161). peran pengajr klinik adalah merancang tudas belajar dalam kompleksitas seting klinik. jika mhasiswa belajar untuk berpikir kemudian pengajar klinik membutuhkan untuk menentukan apa ’pola pemikiran’ dibuthkan oleh registered nurse. startegi belajar yang memungkinkan mahasiswa mempraktekan pola pemikiran sebagai pelajar akan menyediakan persiapan untuk praktek profesional sebagai lulusan. ketika berbagai seting klinik dipertimbangkan, perancangan strtegi belajar untuk merefleksikan pola pemikiran yang spesifik untuk praktek yang membutuhkan pertimbangan pengalaman pada bagian dari pengajar klinik.
Stevans (1979) mengingatkan kita sebagai pengajar klinik, mengajar suatu peran fungsional (jelas dalam konteks mengajar) termasuk pengajar seharusmya ’menjadi mengetahui dengan baik’. untuk penekunan lebih lanjut, Stevans menjelaskan pada peran pendidikan, tidak melulu menambahkan dana pengetahuan mahasiswa tapi juga memengaruhi dirinya. peran yang satu mengisi hidupnya menjadi bagian dari dirinya. kemudian pendidik pada area fungsionil hanya menginformasikan pada mahasiswa tapi tidak membentuk mereka dan itu adalah tanggung jawabyang besar .
pada tulisan terakhirnya, Benner menyatakan ’jika kita tidak melakukan pekerjaan mengajar yang baik dari sisi manusia dan dari segi praktek asuhan, lalu mahasiswa kita tidak akan berada pada posisi yang baik untuk diselamatkan dan pelajar dan praktisi klinik manusia. kita bertaruh tidak menahan keahlian dan pengertian praktek asuhan kita (p. 16).
Peran ganda pengajar dan pembawa menimbulkan banyak perdebatan. Di mana tanggungjawab pengajar dan pembawa saling melengkapi, di mana seharusnya mereka harus dipisahkan? Seperti perdebatan biasanya bergantung pada jawaban pertanyaan seperti: apakah tanggungjawab utama pengajar klinik selama sesi pengajaran klinik? Kepada siapa pengajar klinik bertanggung jawab?
Konflik peran ganda timbul dikenal pada pekerjaan komite karir Federasi Perawat Royal Australia. Struktur tradisional yang tidak ada peran jelas untuk perawat klinik dan konsultan perawat klinik pada pengajaran dan peran perawat edukator/ pendidik yang diperankan di kelas, telah digantikan oleh struktur baru yang memberikan perawat klinik suatu jalan karir yang jelas dan perawat pendidik suatu peran pengajar pada kedua seting kelas dan klinik.
Peran pengajar klinik di laboratorium
1. Kolega/ teman sejawat
Melibatkan, menarik, memberikan feedback yang jujur, tapi tidak menjadi over protektif, menerima setiap mahasiswa dan memberikan dorongan untuk mengetahui bahwa keputusan hasil akan datang bukan dari satu penampilan yang jelek tapi dari seluruh tingkat kemampuan, sikap dan pelaksanaan sebagi suatu keutuhan
1. fasilitator
mempertimbangkan ketika mahasiswa menginginkan “menggunakan akal/ otak sebelah kiri” tapi tidak perlu sendiri, menjadi available (tersedia) tapi tidak mengganggu, menjadi sensitif ketika mahasiswa membutuhkan dorongan dan ketika “mengkoreksi kesalahan yang spesifik” dibutuhkan untuk mencegah menggunakan otak sebelah kanan, membolehkan mahasiswa mempelajari kesalahan sendiri dan di atas itu semua akan membangun kepercayaan diri mahasiswa.
1. ahli klinik
kredibel, dengan wewenang yang datang dengan “mengetahui bagaimana dan mengapa” dan dengan keterampilan mencakup mahasiswa pada demonstrasi yang kompleks sama baiknya dengan simulasi klinis yang sederhana atau yang biasa.
1. manajer dan coordinator
merancang latihan yang menarik, mempunyai sumber yang available, yakinkan bahwa waktu tidak terbuang dan sesi praktek(praktikum) diatur waktu sedekat/selekat mungkin sebelum sesi praktek klinik
1. penantang
memperkenalkan situasi yang baru untuk menguji kemampuan individual, memperpanjang individual mahasiswa dengan beralasan dan pada kenyataannya, mengharapkan standa yang tinggi
2. pembantu
mengurangi tekanan kepada mahasiswa untuk benar setiap waktu, memberikan kelonggaran yang realistic untuk individual yang kelelahan, kecemasan dan kehilangan (lupa) pada pengetahuan dan pelaksanaan

0 komentar:

Posting Komentar